Semua orang pasti sudah mengetahui apa itu WhatsApp. WhatsApp adalah aplikasi perpesanan instan yang menggunakan layanan data untuk sebagai cara pengiriman pesan. Aplikasi ini tersedia di berbagai platform mulai dari Android dan juga Apple.
Seperti yang kita ketahui semua. WhatsApp pada awalnya merupakan In-App Purchase, yaitu dimana kita akan dikenakan biaya ketika menggunakan fitur yang dijual di aplikasi tersebut seperti berlangganan aplikasi.
Tentu WhatsApp telah menggunakan In-App Purchase untuk setiap user yang ingin berlangganan menggunakan aplikasi mereka. Dimana aplikasi tersebut pada tahun pertama tidak dikenakan biaya, namun tahun selanjutnya dikenakan biaya sebesar $0.99 atau setara dengan Rp. 13.000.
Ini dikarenakan WhatsApp tidak menayangkan iklan pada aplikasi mereka, yang mereka dan pengguna anggap bahwa iklan akan merusak pengalaman mengirimkan pesan secara nyaman tanpa ada gangguan dari iklan.
Namun beberapa waktu kebelakang WhatsApp menghilangkan metode berlangganan tersebut dan menggratiskan layanan aplikasi mereka tanpa adanya biaya sewa per-tahun kepada mereka.
Keputusan ini dikarenakan pihak WhatsApp ingin memudahkan para penggunanya. Tidak semua orang pengguna WhatsApp mempunyai kartu kredit, dan rata-rata pengguna WhatsApp berasal dari negara berkembang. Maka dari itu memberikan layanan berlangganan bukanlah tindakan yang menyenangkan bagi para pengguna WhatsApp.
Namun dengan ditiadakannya metode berlangganan dari WhatsApp tidak lantas membuat WhatsApp menayangkan iklan pada aplikasinya terebut demi kebutuhan pendapatan. Mereka tetap berpegang teguh pada idealisme merekaa untuk tidak memasangkan iklan pada aplikasi mereka.
Ini adalah kabar bagus bagi kita. Lantas pendapatan WhatsApp sekarang dari mana?
Sejak WhatsApp diakusisi oleh salah satu raksasa internet Facebook, mereka tentu saja mendapatkan sokongan dana yang kuat dari perusahaan induk mereka sekarang yaitu Facebook. Dan Facebook sekarang sedang berusaha mengubah aplikasi WhatsApp menjadi salah satu cara mereka menghubungkan usaha/bisnis dengan costumer.
Seperti halnya Line dan Go-Jek yang menjalin kerjasama dalam hal memberikan fitur pemesanan Go-Jek secara langsung dari aplikasi chatting Line? Maka kemungkinan besar WhatsApp akan melakukan hal yang sama seperti Line yang bekerja sama dengan Go-Jek.
Jan Koun selaku CEO WhatsApp pernah mewacanakan Bussines-to-Costumer. Ia berharap suatu saat WhatsApp dapat digunakan sebagai alat untuk memeriksa rekening bank seperti sms bangking, keberangkatan pesawat, dan hal berguna lainnya.
Memang rencana besar masih belum terealisasikan nyata. Namun itulah prediksi paling mugkin yang dilakukan WhatsApp dalam hal pendapatan mereka. Uang akan masuk ke kantong mereka saat ada perusahaan yang ingin bekerjasama dengan WhatsApp dalam mengintegrasikan layanan kedalam aplikasi mereka.
Kita tunggu saja kabar selanjutnya dari WhatsApp. Bagaimana menurut anda? Silahkan berkomentar